Buol – Dalam pilihan yang tak biasa di tengah ambisi banyak orang menuju jabatan tinggi, Bowo Timumun justru memilih untuk meninggalkan tawaran posisi komisaris BUMN.
“Saya lebih nyaman pulang mengabdi ke kampung bapak saya, dan itu kampung saya juga,” ungkapnya, menunjukkan hasratnya yang kuat untuk kembali dan membangun Buol, Sulawesi Tengah.
Pilihan ini bukan sekadar keputusan pribadi, namun mencerminkan keyakinan Bowo bahwa berkontribusi dari kampung halaman adalah bagian integral dari kemajuan bangsa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pandangannya, membangun daerah asal bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi panggilan pribadi bagi setiap individu.
Di tengah urbanisasi yang kian meningkat, langkah Bowo ini menggugah. Banyak yang memilih kenyamanan kota besar dan jabatan bergengsi, namun ia membuktikan bahwa dedikasi pada tanah kelahiran adalah sebuah nilai yang tak ternilai harganya.
Dia mengajak kita semua merenungkan kemb
ali makna dari pembangunan yang sesungguhnya, tidak hanya kesuksesan karier di ibu kota, tetapi juga kontribusi nyata terhadap daerah.
Pulang ke kampung bukan berarti kemunduran bagi Bowo, tetapi sebuah awal untuk membangun sesuatu yang lebih besar. Dengan mendalami akar di Buol, Bowo menunjukkan bahwa setiap tindakan kecil yang dilakukan di tingkat lokal dapat membawa perubahan besar.
“Saya ingin menunjukkan bahwa pulang ke kampung bukan berarti mundur, tapi memulai sesuatu yang lebih besar,” tegasnya.
Dengan komitmennya ini, Bowo Timumun bukan hanya menciptakan dampak di Buol tetapi juga memberi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk berpikir ulang tentang makna ambisi dan tujuan hidup mereka.
Mari kita dukung inisiatif Bowo dan berharap langkahnya ini memicu semakin banyak generasi muda untuk kembali ke akar, bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik untuk daerah masing-masing. **















