KUTAI, Suarautara.com – Hari pertama pelaksanaan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dihari pertama di isi dengan kegiatan Karnaval Budaya dengan menampilkan pakaian adat di setiap daerah di Indonesia.
Rakernas VIII Aman kali ini mengangkat tema “ Perkuat Resiliensi Masyarakat Adat di Tengah Gempuran Pembangunan yang Merusak” ini dinilai strategis sebagai refleksi untuk mengevaluasi perjuangan serta mengukur capaian dan merumuskan sikap politik organisasi ke depan.
Pawai atau napak tilas budaya ini dilaksanakan jelang Rakernas yang akan berlangsung di komunitas Masyarakat Adat Kutai Adat Lawas Sumping Layang, Desa Kedang Ipil, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tepatnya di gedung serbaguna HEMBAGO. pada 14-16 April 2025.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rakernas kali ini menarik karena dihadiri seluruh Pengurus Besar (PB) dan pengurus wilayah (PW) Pengurus daerah (PD) serata Dewan AMAN nasional (DAMANAS) wilayah (DAMANWIL) Daerah (DAMANDA).
Hal ini dibenarkan Ketua PD AMAN Bintauna, Bima Andrie Datunsolang di damping dua peserta lainnya dari darri Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) yakni, DAMANDA PD AMAN Bintauna, I.M Tinumbia dan DAMANDA PD AMAN Kaidipang Djarna Patilima , saat dikonfirmasi suarautara.com mengatakan dihari perdana pelaksanaan Rakernas Aman kita mengikuti kegiatan pawai budaya nusantara yang diikuti seluruh pengurus wilayah dan daerah se-Indonesia.
“ hari ini kita mengikuti karnaval budaya nusantara, dan kami mengenakan pakaian adat Sulawesi utara dan Bolmong raya, untuk Bolmut ada tiga peserta,” ungkap Bima yang juga ketua PH PD Aman Kecamatan Bintauna. Senin (14/4/2025) di sela-sela mengikuti kegiatan tersebut.
Bima Andrie Datunsolang yan juga Sangadi Pimpi ini berharap dengan mengikuti rangkaian kegiatan Rakernas Aman di tanah Borneo ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru lebih khusus terkait adat, apalagi sebagai status pimpinan di desa, pengetahuan adat perlu ditingkatkan, bukan hanya soal budaya dan pakaian, tetapi pnerapan adat istiadat, hukum data juga perlu diketahui lebih lanjut.
“Kita bisa lihat, ancaman terhadap wilayah adat meningkat, kriminalisasi meningkat. Ini harus dibicarakan secara serius dalam Rakernas, termasuk soal pengakuan komunitas Masyarakat Adat Kutai di Kedang Ipil, yang menjadi lokasi Rakernas tahun ini,” jelasnya.
“ semoga ilmu yang didapat dalam kegiatan ini dapat diterapkan di daerah masing-masing, termasuk di kabupaten Bolmut,” pungkasnya.(ucan)