(Peluang Figur Muda Pada Kontestasi Pilkada Bolmong 2024)
Oleh : Subagio Manggopa
Wacana terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Bolaang Mongondow akhir-akhir ini terus menggelinding bak bola salju. Kendati kontestasi Pilkada masih menyisahkan hampir tiga tahun lagi, namun perhatian publik sudah mengarah ke nama-nama figur yang tak asing lagi di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Petahana Yasti Soepredjo Mokoagoaw (YSM) dan Limi Mokodompit (LM) adalah dua nama yang santer dikabarkan akan bersaing di Pilkada Bolmong 2024. Kembali mencuatnya nama Limi Mokodompit di bursa calon Bupati Bolmong, dikarenakan sering kali dikaitkan salah satu partai politik (parpol). Dan kendati, belum ada pernyataan resmi dirinya akan maju pada kontestasi Pilkada Bolmong, tapi respon publik sudah mulai menjalar di berbagai kalangan.
Kemunculan sosok Limi Mokodompit memang selalu menjadi “buah” bibir masyarakat. Fakta Pilkada Bolmong 2012, nama Limi Mokodompit juga sempat muncul dipermukaan. Namun, pada akhirnya dirinya tidak maju pada hajatan lima tahun lalu. Padahal, jika melihat sosok seorang Limi Mokodompit, menurut saya, dirinya memiliki modal yang cukup kuat karena memiliki kharismatik ‘ketokohan’ serta popularitas yang cukup baik di kalangan masyarakat Bolmong.
Faktor Wilayah, Etnik dan Agama
Berbicara, kontestasi Pilkada Bolmong kerap kali isu keterwakilan wilayah seolah menjadi “harga mati” yang tak bisa ditawar lagi. Jika ingin menang, maka pilihannya: Parpol harus mengakomodir figur dari dua wilayah, yakni; Dumoga Bersatu dan Pantura. Wacana ini terus berkembang dan mencuat jelang pelaksanaan Pilkada.
Saya adalah orang yang paling tidak setuju akan hal itu. Sebab, Bolaang Mongondow merupakan daerah yang paling toleran dengan mottonya: mo’o aheran paling dijunjung tinggi di daerah ini. Terbukti, sejak Pilkada digelar secara langsung isu ‘SARA’ (suku, agama dan ras) tidak pernah laris terjual. Ini membuktikkan, kesadaran masyarakat Bolmong akan nilai kekeluargaan jauh lebih penting dibandingkan kepentingan politik sesaat.
Kendati demikian, kita juga harus mengakui adanya sikap fanatisme dari sekelompok orang dalam setiap perhelatan Pilkada. Hal ini disadari betul oleh para elit politik sehingga turut pula mempengaruhi keputusan politik di internal parpol, termasuk para figur yang akan mereka usung menjadi Cabup maupun Cawabup.
Faktor Petahana (Incumbent)
Sejauh ini pernyataan resmi Yasti Soepredjo Mokoagow untuk mencalonkan diri lagi di Pilkada Bolmong 2024 memang, belum ada. Namun, jika melihat langkah strategis politik yang ditempuh YSM saat ini, kemungkinan besar YSM akan maju lagi dan memiliki peluang diusung oleh parpol besar.
Sehingga, kontestasi Pilkada Bolmong 2024 akan menghadirkan pertemuan, antara; Yasti Soepredjo Mokoagow (YSM) dan Limi Mokodompit (LM). Meski, ini baru sebatas ‘prediksi’ serta kemungkinan besar masih berpotensi berubah, setidaknya respon publik kepada keduanya sudah mulai mencuat di permukaan.
Akan tetapi dalam persaingan ini, (menurut saya) bukan mengecilkan figur LM, namun faktor petahana akan sangat berpengaruh dan lebih diunggulkan. Apalagi, jika melihat tingkat kepuasan publik atas kinerja YSM selama lima tahun masa periodenya. Tak bisa dielakkan dan tanpa harus saya mengurai satu-persatu keberhasilannya – YSM sukses menghadirkan berbagai perubahan di Kabupaten Bolaang Mongondow. Sehingga, akan sangat mungkin YSM akan didukung kembali oleh masyarakat di Pilkada 2024.
Peluang Figur Muda
Tak kalah menarik dari persaingan YSM dan LM, fokus perhatian publik mengarah kepada siapa yang nantinya menjadi cawabupnya. Saya kira, dalam menentukan posisi cabup dan cawabup, parpol pengusunglah yang harus mempersiapkan dengan matang. Jika ingin menang. Karena kekuatan politik tidak hanya bertumpu kepada Cabupnya, melainkan juga faktor Cawabupnya.
Parpol tentu tidak ingin kalah. Figur yang mereka usung haruslah mereka yang lolos berbagai tahapan seleksi ketat. Dan paling penting, indikatornya adalah “citra” personal figur berdasarkan persepsi publik melalui mekanisme survey yang dilakukan oleh berbagai lembaga riset maupun eksperimen politik yang dilakukan parpol. Jika kedua Cabup sudah sama-sama mengantongi modal kuat. Maka, Cawabup yang bakal diusung harus pula dipertimbangkan dengan cermat sehingga saling mengisi kekurangan dan kelemahan masing-masing.
Sejauh ini dari Cabup LM, ada dua nama yang sering dikaitkan. Namun, ini baru sebatas wacana “liar” perbincangan warung kopi. Terkait nama YA yang semakin deras beredar untuk mendampingi LM, akan sangat dilematis. Sebab, pilihannya apakah LM ataukah YA? Pilihannya cukup sulit bagi keduanya ataupun parpol pengusung. Akan tetapi, politik itu dinamis, semuanya bisa mungkin terjadi. Apalagi, hubungan keduanya, sejauh ini tidak ada masalah.
Pasangan ini juga dianggap sangat ideal dan menjadi pesaing terberat YSM. Sehingga, dari kubu YSM dan parpol pengusung, pendampingnya harus pula figur yang tepat. Sejauh ini, figur yang saya anggap cukup pas untuk mendampingi YSM adalah Muhammad Syachrudin Mokoagow (MSM). Alasannya: figur MSM adalah tokoh muda yang mampu menawarkan program visioner yang bisa terterima dari semua kalangan (etnik, agama dan wilayah).
Terkait popularitas, sosok MSM sudah dikenal di seluruh wilayah Bolaang Mongondow. Sama seperti figur YA, sosok MSM juga dikenal dan banyak mengakomodasi kepentingan rakyat. Tokoh muda seperti inilah yang harus tampil di kontestasi Pilkada Bolmong 2024. Saya yakin, kemunculan keduanya akan sangat ditunggu-tunggu khususnya para kaum milineal. So bagaimana menurut anda? Menarik ditunggu!