Di Balik Jabat Tangan Diplomatik: Gema Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina di Tengah Perang Rudal

Rabu, 15 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Rastono Sumardi

Ketua Satupena Sulawesi Tengah

Langit Gaza tidak lagi hanya dihiasi bintang, tetapi juga oleh api dan asap dari rudal yang menderu. Di bawahnya, sirene menjadi lagu pengantar tidur yang menakutkan bagi anak-anak, dan dentuman menjadi detak jantung sebuah bangsa yang terluka. Di tengah horor kemanusiaan inilah, secercah harapan coba dirajut di ruang-ruang diplomasi yang sunyi, jauh dari medan perang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh, Mesir, dunia menahan napas. Di antara para pemimpin dunia, hadir Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. Kehadirannya bukan sekadar formalitas, melainkan membawa serta gema jeritan dan harapan dari mereka yang tertindas di Palestina.

Sebuah pengumuman penting datang dari Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, yang menyatakan bahwa perang telah usai. “Setelah bertahun-tahun pertumpahan darah yang mengoyak nurani, perang di Gaza telah berakhir,” ujarnya. Kata-katanya melukiskan gambaran bantuan kemanusiaan yang mulai mengalir dan para sandera yang kembali ke pelukan keluarga—sebuah fajar baru setelah malam panjang yang kelam.

Namun, momen yang paling sarat makna bukanlah pengumuman itu sendiri. Kamera dunia menangkap gestur hangat ketika Trump berpaling, menjabat tangan Presiden Prabowo, dan berkata, “Bersama kita adalah Presiden Prabowo, sosok luar biasa dari Indonesia.” Jabat tangan itu lebih dari sekadar pengakuan politik; ia adalah simbol bahwa suara hati nurani dari bangsa yang pernah merasakan pahitnya penjajahan kini didengar di panggung tertinggi dunia.

Panggilan Jiwa, Bukan Sekadar Politik

Bagi Indonesia, Palestina bukanlah isu luar negeri yang berjarak. Ia adalah cermin dari perjuangan bangsa sendiri. Dukungan ini mengakar pada panggilan jiwa yang terpatri dalam Pembukaan UUD 1945: “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

Amanat ini bukan sekadar teks mati. Ia menjadi denyut nurani yang merasakan setiap dentuman rudal di tanah Palestina. Ia adalah alasan mengapa Indonesia tidak bisa diam ketika hak hidup, hak atas tanah air, dan martabat manusia direnggut secara sistematis. Dukungan Indonesia melampaui sekat agama, suku, dan bangsa; ini adalah pembelaan terhadap kemanusiaan itu sendiri. Perjuangan Palestina adalah simbol perlawanan global terhadap ketidakadilan, di mana pun itu terjadi.

Dari Aktor Diplomatik Menjadi Suara Hati Nurani

Kehadiran Presiden Prabowo di KTT ini menandai evolusi peran Indonesia. Dari sekadar moral force, Indonesia kini menjadi suara hati nurani yang aktif menjembatani jurang perbedaan. Pernyataan apresiatif dari pemimpin dunia menunjukkan bahwa prinsip dan konsistensi Indonesia dihargai.

Peran ini diwujudkan dalam tindakan nyata yang jauh lebih berbicara daripada kata-kata. Ketika rudal menghancurkan bangunan, Indonesia mengirim bantuan untuk membangunnya kembali. Rumah Sakit Indonesia di Gaza berdiri tegak bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi sebagai benteng terakhir kemanusiaan di tengah badai kehancuran—sebuah monumen solidaritas yang dibangun dari kepedulian tulus rakyat Indonesia.

Indonesia tak henti-hentinya mendorong solusi dua negara bukan sebagai formula politik, tetapi sebagai jalan menuju martabat. Sebuah jalan agar anak-anak Palestina dapat bersekolah tanpa takut pada serangan udara, agar para ibu dapat membesarkan anak mereka dalam damai, dan agar setiap manusia di sana memiliki hak untuk hidup tanpa ketakutan.

 

Perdamaian Sejati Lahir dari Keadilan

 

Jalan menuju perdamaian di Timur Tengah masih terjal dan panjang. Kesepakatan di atas kertas bisa saja rapuh jika tidak dilandasi oleh keadilan yang sejati. Namun, seperti yang pernah digelorakan Bung Karno, “Kita bukan bangsa tempe. Kita bangsa yang mau berjuang.”

 

Semangat perjuangan inilah yang dibawa Indonesia. Perjuangan untuk memastikan bahwa “ketertiban dunia” yang termaktub dalam konstitusi bukanlah sebuah utopia, melainkan sebuah tujuan yang harus diupayakan dengan segala daya.

Pada akhirnya, di tengah sorotan dunia, Indonesia tidak hanya hadir sebagai diplomat. Ia hadir sebagai pengingat. Bahwa di atas segala kepentingan politik, perjanjian strategis, dan kalkulasi geopolitik, ada satu hal yang paling suci dan tidak bisa ditawar: nyawa dan kemanusiaan. Dan untuk memperjuangkannya, Indonesia tidak akan pernah berhenti. (*)

Berita Terkait

Memukau 1000 Penonton Lipu Celebes Festival Tunjukkan Banggai sebagai Daerah Berani Berbudaya di Mata Dunia
PWI Banggai Gelar Konferensi Kabupaten 15 November 2025 Hadirkan Ketua PWI Sulteng dan Gelar Workshop Jurnalistik
Disdikbud Gelar Lipu Celebes 2nd International Festival Ajang Banggai Promosikan Budaya ke Dunia
Kabid BPBD Banggai Tutup Pelatihan KATANA Libatkan PKK Perkuat Keluarga Tangguh Bencana
Kapolres Banggai dan Kasat Intelkam Resmi Berlaku Aplikasi SKCK Online Warga Kini Bisa Urus SKCK dari Rumah
BPBD Banggai Gelar Pelatihan Keluarga Tangguh Bencana Libatkan PKK Sebagai Garda Terdepan Mitigasi
Bentuk Karakter Sejak Dini Kwaran Luwuk Kemping Bersama Siswa Paham dan Berani Lanjut Buka Donor Darah Agar
Mobil Pick Up Terbakar di Depan Depot Pertamina Polres Banggai Turun Bantu Padamkan Api

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 01:13 WITA

Memukau 1000 Penonton Lipu Celebes Festival Tunjukkan Banggai sebagai Daerah Berani Berbudaya di Mata Dunia

Selasa, 11 November 2025 - 15:42 WITA

PWI Banggai Gelar Konferensi Kabupaten 15 November 2025 Hadirkan Ketua PWI Sulteng dan Gelar Workshop Jurnalistik

Selasa, 11 November 2025 - 12:23 WITA

Disdikbud Gelar Lipu Celebes 2nd International Festival Ajang Banggai Promosikan Budaya ke Dunia

Senin, 10 November 2025 - 18:13 WITA

Kapolres Banggai dan Kasat Intelkam Resmi Berlaku Aplikasi SKCK Online Warga Kini Bisa Urus SKCK dari Rumah

Senin, 10 November 2025 - 11:14 WITA

BPBD Banggai Gelar Pelatihan Keluarga Tangguh Bencana Libatkan PKK Sebagai Garda Terdepan Mitigasi

Berita Terbaru

Sastra Seni Budaya

Merajut Rindu

Selasa, 11 Nov 2025 - 03:44 WITA