SUARAUTARA.COM,HUKRIM – Sangadi (kepala desa) desa tungoi satu kecamatan Lolayan kabupaten bolaang Mongondow Sutrisno Ungko angkat bicara terkait konflik yang terjadi di pasar tradisional tanoyan selatan yang berujung merenggut nyawa Amrin Boyod warga tungoi satu.
Kepada Suarautara.com Sutrisno Ungko membeberkan bahwa sehari sebelum konflik itu terjadi tepatnya Kamis tanggal 23 Desember 2021, Bersama dengan empat sangadi masing-masing Sangadi tanoyan selatan, Tapa aog, tungoi satu dan tungoi dua, di panggil oleh camat lolayan abdul Rivai Mokoagow Spd untuk membahas persoalan lokasi pertambangan potolo.
Pada kesempatan tersebut kami banyak mendengarkan keluhan dari pemerintah desa tanoyan selatan bahwa aktifitas pertambangan potolo di dua hari terakhir sudah tak nyaman lagi dan berpotensi konflik.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Oleh sangadi tanoyan selatan meminta ijin kepada pemerintah kecamatan Lolayan untuk melakukan pemasangan baliho larangan beraktifitas di potolo, karena sebelumnya juga baliho larangan sudah pernah di pasang oleh instansi terkait, ” Beber Sutrisno.
Sutrisno menambahkan bahwa hasil pertemuan tersebut tidak pernah membahas soal pemblokiran jalan, Tapi kenapa impementasi di lapangan justru tak sesuai kesepakatan. ” Perlu di ketahui bahwa pertemuan tersebut belum 24 jam di laksanakan sehingga kami tidak di berikan kesempatan untuk mensosialisasikan kepada warga terkait kesepakatan tersebut.
Sambungnya lagi, sesuai kesepakatan juga bahwa boleh di pasang baliho tetapi bukan berarti aktifitas para Kalikit di potolo di hentikan, ” Terangnya.
” Sebagai Sangadi saya berharap persoalan ini secepatnya dapat di atasi oleh APH demi kenyamanan bersama, Saya juga menghimbau kepada warga masyarakat tungoi satu mari kita sikapi dengan Arif dan bijaksana persoalan ini. Kita serahkan persoalan hukum di tangani pihak aparat penegak hukum, jangan Giring persoalan ini ke ranah politik, Bantu saya dengan masukan dan solusi yang terbaik bermanfaat untuk kita semua dan jangan jadikan persoalan ini menjadi panggung politik, ” ujar Sutrisno.
” Alhamdulilah sampai saat ini keluarga korban masih memberikan kepercayaan kepada pemdes tungoi satu untuk terus berupaya melakukan kordinasi dengan pihak kepolisian, Saya juga dapat info pelaku utama sudah di amankan pihak berwajib, Intinya harapan keluarga dan pemdes tungoi satu usut tuntas para pelaku dan aktor di balik peristiwa berdarah ini, “tutup Sutrisno.
Di ketahui pada malam kejadian tersebut pemdes tungoi satu dan tungoi dua di pimpin langsung sangadi Sutrisno Ungko dan sangadi Juliadi Lolung bersama aparat polres kotamobagu langsung menuju ke TKP untuk mengevakuasi para pekerja tambang/Kalikit.(Sko)