SUARAUTARA.COM,Minahasa, – Upaya rekonsiliasi antara warga Dusun Jauh Toloun, Desa Lalumpe, Kecamatan Kombi, dan Dusun Jauh Kamenti, Desa Kapataran Satu, Kecamatan Lembean Timur, berhasil dilaksanakan dalam suasana damai dan penuh rasa kekeluargaan. Selasa (28/01/2025)
Proses mediasi ini digelar di Ruang Maesa Polres Minahasa pada pukul 11.00 Wita, dipimpin langsung oleh Kapolres Minahasa, AKBP Sophian, S.I.K., M.H., yang didampingi jajaran pejabat Polres Minahasa serta Kapolsek Kombi dan Kapolsek Lembean Timur.
Sejumlah tokoh penting turut hadir, di antaranya Camat Kombi Ibu Kumontoy Misye, Camat Lembean Timur James Limpele, para Bhabinsa, hukum tua, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan perwakilan warga dari kedua dusun serta keluarga korban.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam pertemuan ini, Kapolres Minahasa menyampaikan pesan perdamaian dengan menekankan pentingnya mendoakan korban dan memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.
“Tidak ada seorang pun yang menginginkan peristiwa ini terjadi, apalagi menimbulkan korban jiwa. Mari kita bersama-sama menjaga kerukunan agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar AKBP Sophian.
Hukum Tua Desa Lalumpe, Roger Nonutu, menyerukan pentingnya menjalin kerukunan antarwarga, sementara Hukum Tua Desa Kapataran Satu, Belky Tamburian, mengimbau agar masyarakat menjauhi provokasi serta mempercayakan penanganan masalah kepada pihak berwenang.
Perwakilan keluarga korban, Wahab Folaimam, dengan penuh ketulusan menyampaikan harapan agar tidak ada dendam atau tindakan balas yang dapat memperburuk situasi.
Sebagai langkah pencegahan, Kapolres Minahasa meminta para hukum tua, Bhabinkamtibmas, dan Bhabinsa dari kedua desa untuk aktif memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban. Kapolres juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi provokatif di media sosial yang dapat memicu konflik.
“Mari kita jaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat agar tetap aman, damai, dan kondusif. Hindari penggunaan minuman keras, senjata tajam, dan tindakan kekerasan. Torang Samua Basudara,” tutup AKBP Sophian.
Dengan semangat persaudaraan dan kerja sama, rekonsiliasi ini menjadi langkah awal menuju harmoni antarwarga di kedua dusun, sekaligus menjadi contoh pentingnya dialog dalam menyelesaikan konflik.(ara)