Perang Melawan Rentenir, Teten Perkuat Koperasi sebagai Alternatif Pembiayaan Mikro

Minggu, 7 November 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUARAUTARA.COM, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menyatakan komitmennya dalam memberantas praktik rentenir maupun pinjaman atas nama koperasi ilegal. Untuk itu, KemenKopUKM terus memperkuat koperasi sebagai alternatif pembiayaan bagi usaha mikro.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menegaskan, koperasi bisa menjadi alternatif pembiayaan bagi usaha mikro, mengingat jumlah koperasi di Indonesia cukup besar.

“Kami sedang melirik koperasi bisa menjadi mitra usaha mikro dalam mendapatkan pembiayaan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/8/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Teten melanjutkan, dari data survei BRI dan PNM baru-baru ini, ada 30 juta usaha mikro yang belum terhubung ke lembaga keuangan formal. Meskipun pemerintah telah menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan dengan plafon hingga Rp100 juta, kenyataan di lapangan bank penyalur kredit seringkali tetap meminta agunan.

“Karena itu rentenir hadir. Cara kerja mereka yang progresif dengan bunga yang mencekik meskipun cepat, namun tetap saja ini merugikan. Di sini kami melihat koperasi sebagai alternatif pembiayaan murah dan mudah,” imbuhnya.

Dia mengakui ketika pandemi hadir pertama kali tahun lalu, muncul kekhawatiran koperasi bakal berjatuhan, pendapatan masyarakat dan omzet turun, karena anggotanya banyak menarik tabungan. Namun dia bersyukur, kenyataannya koperasi mampu bertahan hingga kini.

“Dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) salah satunya kami menyuntikkan modal ke koperasi-koperasi, terutama Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Alhamdulillah, sampai hari ini tak terjadi kekhawatiran itu. Program PEN tepat sasaran. Kalaupun ada yang gagal bayar bukan karena Covid-19, tapi karena salah urus,” jelas Teten.

Menurut Teten, sejak awal pandemi, bank sudah tidak banyak atau berani memberikan pinjaman ke usaha mikro. Ini membuat pelaku mikro kesulitan top-up pinjaman.

“Itu sebabnya, KemenKopUKM mengusulkan usaha mikro yang tak punya tambahan modal bisa mengakses lewat KUR atau lewat KSP. Apalagi penyebaran KSP di Indonesia cukup baik. Ada di seluruh Indonesia. Koperasi bukan hanya sekadar alternatif penyaluran pembiayaan mikro, koperasi penting di struktur ekonomi kita,” jelasnya.

 

 

 

 

 

 

Sumber : Sindonews.com

Berita Terkait

HPN ke-79, PWI Banggai di Dukungan Partai Gerindra dan Pertamina DSI di Panti Asuhan Aisyiyah
Polres Banggai Buka Rekrutmen Anggota Polri 2025, Sediakan Jalur Disabilitas
NU Banggai Gelar Rapat Persiapan Muskercab, Fokus Kemaslahatan Umat dan Branding Program
Kapolres Banggai Salurkan Bantuan ke Panti Asuhan dalam Program Jumat Berkah
Kapolres Banggai Gelar Jumat Berkah, Bagikan Sembako kepada Warga Kurang Mampu
Sekdis DKISP Banggai Rastono Sumardi Kembangkan SP2B Online untuk Transparansi Keuangan Non-RKUD
Paslon LMWK, Ucapkan Selamat Kepada Yusra – Doni Pemimpin Baru Bolmong
Wayan: Jagung Harga Gudang 4.400

Berita Terkait

Jumat, 7 Februari 2025 - 22:39 WITA

Polres Banggai Buka Rekrutmen Anggota Polri 2025, Sediakan Jalur Disabilitas

Jumat, 7 Februari 2025 - 18:42 WITA

NU Banggai Gelar Rapat Persiapan Muskercab, Fokus Kemaslahatan Umat dan Branding Program

Jumat, 7 Februari 2025 - 17:49 WITA

Kapolres Banggai Salurkan Bantuan ke Panti Asuhan dalam Program Jumat Berkah

Jumat, 7 Februari 2025 - 16:22 WITA

Kapolres Banggai Gelar Jumat Berkah, Bagikan Sembako kepada Warga Kurang Mampu

Jumat, 7 Februari 2025 - 15:48 WITA

Sekdis DKISP Banggai Rastono Sumardi Kembangkan SP2B Online untuk Transparansi Keuangan Non-RKUD

Berita Terbaru

Berita Desa

Belum Lunas Pembayaran, Mobil Ferosa 1993 di Tarik Kembali

Senin, 10 Feb 2025 - 00:28 WITA

Kab.Buol

Polres Buol Dukung Ketahanan Pangan Nasional di Desa Mangubi

Sabtu, 8 Feb 2025 - 18:07 WITA