SUARAUTARA.COM, SIGI – Mewakili Pemerintah Kabupaten Sigi Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Sigi, Moh. Afit Lamakarate menjadi narasumber pada Workshop Rehabilitasi dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan yang dilaksanakan DLH Provinsi Sulawesi Tengah, Kamis (9/12/2021) bertempat di Aula Kolam Pemancingan Nagaya, Desa Kota Pulu, Kecamatan Dolo.
Pada kesempatan itu, Kadis DLH Kab. SIGI, Moh. Afit Lamakarate memaparkan pososi Pemkab Sigi terhadap berbagai izin tambang yang khsusnya di Kab. Sigi dimana menurut Afit, hingga saat ini tidak pernah mengeluarkan izin tambang, melainkan hanya sebatas eksplorasi,
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Eksplorasi ini tahapnya masih penelitian, kemudian mengambil sampel. Tapi, untuk sampai naik ke level eksploitasi itu belum ada,“ kata Afit.
Kabupaten Sigi menurut Kadis DLH memang saat ini berada di wilayah sesar palu koro, kemudian masyarakat kita juga, kata dia, memang diarahkan ke perkembangan pendapatan ekonominya dengan ketentuan tidak menyebabkan pengrusakan lingkungannya, “Itu semua menjadi dasar sehingga kebijakan kita khususnya pemerintahan saat ini bahwa tidak ada izin tambang di wilayah Kabupaten Sigi,“ jelas Kadis DLH Sigi ini.
Wilayah izin usaha pertambangan memang ada di wilayah Sigi, tetapi sebagian masuk wilayah Taman Nasional sehingga masih terhambat. Selanjutnya ada lagi yang masih termasuk pemukiman warga, “Ini kan tidak mungkin kita lakukan pertambangan jikalau masuk pemukiman warga. Jadi memang pertambangannya itu ada, tapi izinnya di Kabupaten Sigi itu tidak ada,“ tandasnya.
Sebelumnya Kadis Lingkungan Hidup Provinsi Suawesi Tengah, Sadly Lesnusa saat membuka acara workshop mengatakan ada beberapa strategi yang di lakukan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulteng untuk mewujudkan Visi dan Misi pembangunan Sulawesi Tengah 2021-2026, antara lain mewujudkan perencanaan lingkungan hidup yang baik terintegrasi, mengoptimalkan pengawasan terhadap kondisi lingkungan hidup yang sudah dikeluarkan, kemudian meningkatkan kesadaran masyarakat untuk dapat memelihara lingkungan hidup, meningkatkan pengelolaan observasi sumber daya dan keanekaragaman hayati, dan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
“Dari kesemua upaya tersebut, tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada kerjasama dari seluruh stakeholder yang terkait baik pemerintah, pengusaha, akademisi perguruan tinggi, organisasi komunitas serta seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan,“ bebernya.
Kadis berharap pada peserta workshop kiranya dapat menyimak secara seksama materi-materi dari para narasumber terkait upaya-upaya penanggulangan pengrusakan lingkungan yang terjadi khususnya di Sulawesi Tengah.
Sumber : BID. PIK & Persandian
Pewarta : uchan