Kotamobagu

BBPOM di Manado Gelar Bimtek Penerapan Farmakovigilans dan Toksikovigilans.

BOLMONG – BBPOM di Manado melakukan sosialisasi dan bimtek terkait Penerapan Farmakovigilans Toksikovigilans dan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), di Sutanraja Hotel Kotamobagu, Kamis (24/11/2022).

Kegiatan tersebut bertujuan menyamakan persepsi dan meningkatkan kemampuan serta kapabilitas petugas kesehatan.Untuk mendukung laporan ESO dan
Toksikovigilen.

Hadir di kegiatan itu, petugas kefarmasian di RS dan Puskesmas dari Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolmong, Bolaaang mongondow Timur, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang
Mongondow Selatan dan Kabupaten Minahasa Selatan.

Kepala BBPOM Dra Hariani Apt mengungkapkan, Pengawasan obat dan makanan merupakan salah satu komponen penting dalam proses
pembangunan Kesehatan di Indonesia yang senantiasa menghadapi lingkungan strategis yang sangat dinamis.

” Adanya globalisasi ekonomi, persaingan usaha dan revolusi industry 4.0 yang saat ini sedang dihadapi mempunyai konsekuensi yang signifikan pada Sistem Pengawasan Obat dan Makanan ( SISPOM ) sebagai upaya untuk melindungi kesehatan masyarakat. Produksi dan distribusi obat memiliki risiko tersendiri dalam setiap tahapan yang dilewati,” Terangnya.

Karena itu, ditambahkannya, diperlukan peran serta dari seluruh lintas sektor terkait baik dari pemerintah, produsen / distribusi dan konsumen untuk dapat menjamin ketersediaan obat yang aman dan bermutu.

Hal ini tentu diperlukan Kerjasama yang baik antara kementerian dan Lembaga baik pusat maupun daerah
bersama stakeholders terkait yang didukung oleh SDM yang kompeten untuk mengawal mutu dan keamanan obat agar tetap terjaga hingga ke masyarakat perlu terus
ditingkatkan melalui Jejaring Farmakovigilans dan Toksikovigilans serta penerapan.

” Terutama cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), termasuk ketika melakukan komunikasi risiko ke masyarakat apabila terjadi hal – hal yang tidak diharapkan terkait keamanan dan mutu produk Pada pelayanan kefarmasian untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan terkait keamanan dan mutu produk,” Ungkapnya

Terutama dalam penggunaan obat perlu dilakukan monitoring efek samping obat atau kejadian tidak diinginkan (KTD) melalui kegiatan farmakovigilans (PV) dan Toksikovigilans. (Samsu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button