Menggagas Bahasa Buol Menjadi Kurikulum Muatan Lokal

Selasa, 22 Juni 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BUOL, SUARAUTARA.COM – Dewan Pendidikan Buol bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buol, menggelar kegiatan Sosialisasi Permendikbud No.75 Tahun 2016 & Dialog Pendidikan”, Senin (21/06).

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Gedung Angkasa Kelurahan Leok I Kec. Biau Kab Buol diikuti oleh tokoh adat dan pemerhati budaya Buol, praktisi pengajar dari kalangan guru dan akademisi, perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP), Organisasi Mahasiswa, serta Komunitas Literasi yang ada di Kabupaten Buol.

Hadir sebagai pemantik dalam dialog pendidikan itu, Kepala Dikbud Buol, Drs.Moh Kasim Rauf, Kadis Pemuda dan Olahraga Dr.Tonang Malongi,M.Pd, Tokoh Adat dan Budayawan Buol Nazarudin Mangge, serta Ketua Dewan Pendidikan Buol H.Lut Paker SPDi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pantauan suarautara.com, dialog pendidikan yang dipandu langsung Ismajaya S.Sos selaku sekretaris Panitia semakin menjadi atensi seluruh audiens yang hadir pada giat tersebut, ketika Ismajaya selaku moderator memulai sesi diskusi yang mengambil tema “Mengagas Bahasa Buol Menjadi Kurikulum Muatan Lokal”.

Menurut Kadis Dikbud, Drs. Moh Kasim Rauf, secara struktur kurikulum tentunya membutuhkan waktu yang panjang dalam mengkaji bahasa dan budaya Buol. Akan tetapi, secara bertahap tujuan tersebut dapat dirancang dengan melibatkan tim dari pemerhati sejarah dan budaya serta akademisi.

“Berbicara bahasa pasti include dengan budaya, karena bahasa merupakan media untuk mencapai budayanya, dan untuk masuk dalam struktur kurikulum membutuhkan  kajian secara ilmiah oleh akademisi, “jelas Kadis Pendidikan.

Sementara itu mewakili Lembaga Adat dan Budaya Buol Nazarudin Mangge, sedikit bercerita dan merunut dengan detail asal muasal Bahasa Buol yang menurut sejarah diperkirakan sudah ada sejak Abad Ke-13 M.

“Menurut sejarah, Bahasa Buol ini sudah ada sejak Abad Ke-13, dan dipopulerkan oleh Ombu Kilan, yang bermukim di salahsatu wilayah yang terletak di kaki Gunung Pogogul, “tutur Nazarudin Mangge.

Menutup sesi terakhir, Dr Tonang Malongi mengajak seluruh peserta yang hadir untuk bersama-sama menyepakati kearifan lokal dan kultur budaya daerah Buol, sebagai identitas kebanggaan yang diwariskan oleh para leluluhur dan pendahulu daerah ini sebelumnya.

Agu Diila Kito, Iyo Titaipo (Kalau bukan kita,siapa lagi), Agu Diila Tia-Tia, Iyo Komonuan (Kalau bukan sekarang, kapan lagi), “ujar Tonang mengakhiri closing statementnya.

 

(Irfan)

Berita Terkait

Wabup Minahasa Vanda Sarundajang Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor di Desa Tikela
Usulan Warga Kokobuka Dikabul Kades, Tribun Mini Lapangan Segera Dibangun
Banjir dan Longsor Terjang Minahasa, Bupati dan Wabup Turun Langsung Salurkan Bantuan
Bawaslu Buol Hadiri Evaluasi Akhir Pengawasan Pilkada Sulteng di Palu
Asisten I Setda Buol Pimpin Tim Penilaian Lomba Desa di Karamat
Wabup Sigi ; Penertiban PETI Merupakan Prioritas Pemerintah Daerah
Gelar Program Jum’at Keliling, Kapolsek Paleleh Sapa Warga Dopalak
Sepanjang Tahun 2025, 5 Pejabat Eselon II Bakal Kosong 4 Kadis Pensiun

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 18:17 WITA

Wabup Minahasa Vanda Sarundajang Tinjau Lokasi Banjir dan Longsor di Desa Tikela

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:03 WITA

Usulan Warga Kokobuka Dikabul Kades, Tribun Mini Lapangan Segera Dibangun

Sabtu, 22 Maret 2025 - 09:02 WITA

Banjir dan Longsor Terjang Minahasa, Bupati dan Wabup Turun Langsung Salurkan Bantuan

Sabtu, 22 Maret 2025 - 07:35 WITA

Bawaslu Buol Hadiri Evaluasi Akhir Pengawasan Pilkada Sulteng di Palu

Sabtu, 22 Maret 2025 - 07:25 WITA

Asisten I Setda Buol Pimpin Tim Penilaian Lomba Desa di Karamat

Berita Terbaru

Kab.Buol

Asisten I Setda Buol Pimpin Tim Penilaian Lomba Desa di Karamat

Sabtu, 22 Mar 2025 - 07:25 WITA