Butuh Perencanaan Matang, Buol Menuju Destinasi Wisata Nasional 2025?
Catatan : Ruslan Panigoro
SUARAUTARA.COM, BUOL – Potensi destinasi wisata di kabupaten Buol sudah seharusnya mendapat sentuhan langsung dari pemerintah pusat maupun daerah secara maksimal dan merata. Hal ini terlihat jelas, begitu banyak spot-spot potensi wisata yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Buol, hingga kini menurut hemat kami belum sepenuhnya dikembangkan dan mendapat dukungan serta perhatian khusus dari pemerintah baik daerah, maupun pusat dalam hal ini kementerian dan dinas terkait, guna menarik wisatawan lokal maupun Mancanegara untuk berkunjung langsung Bumi Pogogul.
Memang, Jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia atau lebih khusus di pulau Sulawesi, Buol memiliki lebih dari puluhan spot potensi kawasan wisata yang perlu dikembangkan. Tak hanya memiliki potensi wisata pantai, Buol juga miliki potensi wisata alam dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. selain itu air terjun alami, mata air panas serta pemandangan persawahan yang bisa disulap menjadi area wisata Mina Padi dengan pembudidayaan Ikan Nila, Bandeng diarea persawan serta budi daya air tawar dengan undang Vename.
Dengan memiliki beberapa gugusan pulau dan hamparan pasir putih indah, Potensi wisata pantai yang memiliki hamparan pasir putih tak kalah indahnya. Contohnya pasir putih pantai desa Lilito, pulau Panjang dan pulau Lesman (Paleleh), pantai Tamian di Hulubalang, pasir putih pantai Bodi, pulau Boki, pulau Raja (Paleleh Barat), wisata laut Batu Tiga diLeok, pulau Busak ada juga permandian air panas di desa Bodi, air terjun Talokan, air terjun Bunsel Bobobogu, permandian Kumaligon, permandian Tertaria Kulango, bendungan air terang, kawasan pelabuhan Leok, Kawasan wisata Manggrove di Ponimpingan dan ada juga beberapa kawasan wisata di Buol yang belum terekspose sampai hari ini.
Jika kita berkaca dengan daerah lain di Pulau Jawa, kreatifitas masyarakat dan pemerintah semakin komplit, sehingga pelestarian potensi alam bisa dijadikan kawasan wisata desa dan memberikan pemasukan bagi Desa dan Daerah. Tentu spot-spot potensi wisata di Buol bisa dijadikan kawasan wisata dengan bantuan pemda untuk menyediakan beberapa fasilitas pendukung, sehingga bisa memanjakan serta menarik minat para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Saat berbincang langsung dengan Kepala Dispora dan Pariwisata Buol, Dr.Tonang Malongi.M,Pd pada kegiatan Forum Group Discusion (FGD) bertempat di Hotel Surya Wisata. Ia menjelaskan, “ Memang untuk saaat ini pemkab Buol melalui Dinas Pariwisata tengah berupaya melakukan perencanaan untuk pengembangan objek destinasi wisata 2022, hal ini dilakukan dalam rangka mepersiapkan kepindahan ibukota negara di pulau Kalimantan, sehingga peluang untuk menjadikan daerah penyanggah Pariwisata akan terbuka lebar bagi kabupaten Buol,” jelas Tonang optimis.
Ia menambahkan, tentu semua yang akan kita ini lakukan tidak semuda membalikan telapak tangan. Akan tetapi, kita perlu mepersiapkannya secara matang, baik memperjuangan anggarannya serta untuk melobi baik ke kementerian, maupun di daerah untuk memperjuangkan anggarannya, baik penyediaan fasilitas sampai pada promosinya.
“ Saya berharap kedepan, kita sudah harus siap deengan mengexplore seluruh potensi wisata yang ada di daearah ini, Karena jika dibandingkan dengan daearah lain, Buol memiliki segudang potensi kawasan wisata yang perlu di Explore ke luar sehingga dapat menarik minat wisatawan berkunjung ke Buol untuk menambah pendapatan daerah, dan tidak menutup kemungkinan lima tahun kedepan Buol menjadi Destinasi Wisata Nasional, ” Jelas Tonang.
Ia menambahkan, untuk pengembangan wisata ini akan menjadi tanggujawab pemerintah bersama masyarakat Buol untuk tetap menjaga kelestarian alam sekitar, terutama ekosistem laut, tanaman mangrove dan tidak membuang sampah sembarangan dikawasan wisata tersebut.
“ Mari kita jaga bersama kebersihan lingkungan terutama di kawasan wisata yang ada, dan untuk mengembangkan, tentu tidak secara keseluruhan. Akan tetapi kita akan memproyeksikan kawasan wisata mana yang di dahulukan berdasarkan perencanaan, karena tidak secara serentak akan dikembangkan, tentu hal ini berkaitan dengan anggaran yang ada. ” Pungkas Tonang.(***)