PALU – Usai deklarasi di Golden Hotel Palu, pada Kamis, (15/5/2025) pekan lalu, Ketua Umum (Ketum) paguyuban Kerukunan Keluarga Buol Indonesia (KKBI), Dr Drs Adidjoyo Dauda, M.Si menegaskan bahwa lahirnya KKBI merupakan keinginan dan niat bersama warga Buol di perantauan untuk menjalin silahturahmi tanpa ada embel-embel kepentingan politik praktis dan kepentingan golongan tertentu.
Menurut mantan Kepala BKPSDM Provinsi Sulawesi Tengah ini, KKBI dibentuk lebih fokus pada kegiatan sosial dan silaturahim warga Buol dirantau.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“ sembilan puluh persen persen lebih focus pada social social dan silahturahmi sesama warga Buol di rantau itu tujuan kami, sedang porsi kegiatan politik hanya di angka sepuluh persen, kita tidak mengesampingkan politik, namun kegitan ini hanya pelengkap dalam organisasi, sebab ini wadah paguyuban warga Buol di rantau,” terangnya kepada media ini.
Adidjoyo menjelaskan, KKBI organisasinya bersifat kolektif kolegial artinya Ketuanya bisa secara bergilir atau bergantian untuk menjabat berdasarkan musyawarah, tidak hanya kepada sesorang yang punya ambisi menjadi ketua selamanya.
“ ada forum musyawarah setiap periode untuk menggantikan jabatan ketua, serta strukturnya disusun berdasarkan kebutuhan, organisasinya kaya struktur kaya fungsi,” tuturnya.
Lebih jauh Adidjoyo menyebut, bahwa KKBI mengusung Motto kembali ke awal sewaktu Alm. Ir. Karim Mbou menjadi ketuanya yakni ” tutunugan agu bobotukan”.
Ia berharap terbentuk KKBI ini menjadi sebuah harapan besa bagi warga Buol di perantauan. Tidak hanya di Palu, bahkan, di daerah lain di luar Sulteng banyak warga Buol di sana, sehingga ada kemungkinan kita akan bentuk kepengurusan disetiap daerah ada warga Buol nya,” tutup Adidjoyo.(ucan)