Suarautara.com, Buol – Desa Duamayo di Kecamatan Bokat, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah dikenal sebagai salah satu sentra perkebunan dengan berbagai komoditas unggulan. Mulai dari kelapa sawit, cokelat, kelapa, jagung hingga beragam hasil bumi lainnya, menjadi penopang utama ekonomi masyarakat setempat.
Namun, potensi besar sektor perkebunan itu masih terhambat oleh persoalan klasik: akses jalan menuju lahan para petani yang rusak dan sulit dilalui. Kondisi ini seringkali mengganggu kelancaran transportasi hasil panen, sehingga petani harus menanggung kerugian waktu dan biaya tambahan.
Kadrin Dulla Usman, warga Desa Tayadun yang berkebun di wilayah Desa Duamayo, mengaku kerap kesulitan setiap kali musim panen tiba untuk mengangkut hasil produksi pertanian.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setiap mau panen, saya selalu berinisiatif menimbun jalan agar bisa dilalui kendaraan untuk mengangkut hasil kebun. Perlu perhatian khusus dari pemerintah desa maupun daerah, karena akses ini merupakan satu-satunya jalur bagi para petani untuk membawa hasil bumi,” ungkap Kadrin kepada awak media, Rabu (10/9/2025).
Keluhan ini senada dengan harapan banyak petani lain. Mereka menilai perbaikan infrastruktur jalan akan menjadi solusi nyata untuk meningkatkan kelancaran distribusi hasil kebun. Dengan akses jalan yang lebih baik, biaya transportasi bisa ditekan, daya saing hasil bumi meningkat, dan kesejahteraan petani di Desa Duamayo pun diharapkan ikut terangkat.