Suarautara.com, Palu – Dunia pendidikan di Sulawesi Tengah kembali mencatat momen penting. Melalui Konferensi Kerja I PGRI Sulteng yang digelar di Palu, Selasa (16/9/2025), Bakir A Hi Majo resmi dilantik sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Buol–Tolitoli sekaligus Ketua Biro Informasi dan Komunikasi (Infokom) PGRI Sulawesi Tengah.
Bukan nama asing di kalangan pendidik, Bakir selama ini dikenal sebagai sosok yang konsisten mengabdikan diri di dunia pendidikan. Ia pernah menjabat Ketua PGRI Kabupaten Buol dan kini mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Buol.
Amanah Baru, Tanggung Jawab Lebih Besar
Kepada Suarautara.com, Bakir mengaku bersyukur sekaligus merasa tertantang dengan amanah yang baru diembannya.
“Amanah ini adalah tanggung jawab besar. Saya akan berupaya menjalankan kerja-kerja organisasi dengan penuh dedikasi serta memperkuat komunikasi dan koordinasi demi kemajuan PGRI Sulteng dan peningkatan kualitas pendidikan, “Bergerak dengan hati, bersinergi dengan aksi.”” ucapnya, Selasa (16/9/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tak lupa, ia menyampaikan terima kasih kepada Ketua PGRI Sulteng atas kepercayaan yang diberikan.
“Saya berterima kasih kepada Ketua PGRI Sulteng yang telah mempercayakan jabatan ini. InsyaAllah, saya akan melaksanakan amanah ini dengan sebaik-baiknya demi kemajuan organisasi dan kesejahteraan guru,” tambahnya.
Konsistensi di Dunia Pendidikan
Sejak lama, Bakir dikenal aktif membangun konsolidasi guru di Kabupaten Buol. Saat menjabat Ketua PGRI Buol, ia kerap menjadi jembatan komunikasi antara guru dengan pemerintah daerah. Kini, di posisi barunya sebagai Korwil Buol–Tolitoli, ia diharapkan mampu memperkuat koordinasi lintas daerah serta membawa semangat baru dalam perjuangan PGRI.
Sementara itu, melalui jabatan sebagai Ketua Biro Infokom PGRI Sulteng, Bakir didorong untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana memperluas jaringan, meningkatkan transparansi, dan memperkuat citra organisasi di mata publik.
Harapan untuk Guru dan Pendidikan
Konferensi Kerja I PGRI Sulteng menjadi momentum penting untuk merumuskan langkah strategis organisasi ke depan. Dengan posisi ganda yang kini dipegangnya, Bakir berharap bisa berkontribusi lebih besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di Sulawesi Tengah.
“Kami ingin memastikan PGRI hadir sebagai rumah besar guru, tempat bernaung, berjuang, dan memperjuangkan kepentingan pendidikan, Mari kita jadikan PGRI bukan hanya sebagai organisasi profesi, tapi juga sebagai rumah besar perjuangan, pengabdian, dan pembaruan pendidikan di daerah kita tercinta.” tegasnya.
Dengan pengalaman organisasi yang panjang, serta kiprahnya di dunia birokrasi pendidikan, Bakir optimistis mampu mengemban amanah baru tersebut.
“ Saya percaya, dengan semangat gotong royong, saling menghargai, dan berorientasi pada kemajuan bersama, kita bisa membawa PGRI Sulteng—khususnya wilayah Buol dan Tolitoli—ke arah yang lebih baik,”imbuhnya.
Lebih dalam ia mengatakan bahwa amanah bukanlah suatu kehormatan semata, melainkan tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan penuh integritas, semangat kolaborasi, dan komitmen kuat untuk membangun komunikasi dan informasi yang efektif, modern, dan menyatukan seluruh komponen organisasi.
Diakhir keterangan resminya, Bakir menyampaikan beberapa harapan setelah mendapat Amanah dan jabatan bagu di PGRI Sulteng diantaranya :
- Meningkatkan peran Infokom sebagai jembatan komunikasi antaranggota PGRI, khususnya di wilayah Buol dan Tolitoli, serta menjembatani aspirasi para guru dengan kepengurusan provinsi maupun pusat.
- Mendorong transformasi digital di lingkungan PGRI, agar setiap informasi, program, dan kegiatan dapat tersampaikan dengan cepat, akurat, dan berdampak luas.
- Memperkuat sinergi antara pengurus wilayah, cabang, dan ranting, agar PGRI semakin solid, responsif, dan relevan dengan kebutuhan zaman, terutama dalam menghadapi dinamika dunia pendidikan saat ini.
- Mengangkat citra dan eksistensi PGRI di tengah masyarakat melalui konten-konten edukatif, inspiratif, dan profesional di berbagai media informasi. Dan ;
- Membangun jaringan komunikasi yang inklusif dan partisipatif, di mana setiap guru merasa didengar, dilibatkan, dan diberdayakan.
[Editor : Ucan]















