Suarautara.com, Banggai – Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai melalui Bidang Ekonomi Kreatif (Ekraf) menggelar kegiatan pameran ekonomi kreatif yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata, Ismet Wardana, S.STP. pada Rabu,8/10/2025 bertempat di Teluk lalong
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Pariwisata Heri Mantuges, Kepala Bidang Ekraf Dwiyanti Lamala, Kepala Bidang Pemasaran Ferry Ledder, serta seluruh staf Dinas Pariwisata dan masyarakat pecinta seni dan budaya lokal.
Dalam sambutannya, Ismet Wardana menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ajang bagi para pelaku ekonomi kreatif di Banggai untuk menampilkan hasil karya dan inovasi mereka.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kegiatan ini bukan hanya ajang pameran, tetapi juga wadah pengenalan bagi masyarakat bahwa kreativitas warga Banggai tak kalah dengan daerah lain.
Ini menjadi langkah nyata dalam mendukung program Bupati Banggai Ir. H. Amirudin, MM dan Wakil Bupati Drs. H. Furqanuddin, MM yang menekankan pada pelestarian budaya lokal,” ujar Ismet.
Ia menambahkan, kegiatan bertema ‘Bangga Banggai’ ini diharapkan dapat menjadi agenda rutin tahunan yang semakin semarak dengan program yang selaras antara pusat dan daerah.
Sementara itu, Kabid Ekraf Dwiyanti Lamala mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan agenda rutin Bidang Ekraf Dinas Pariwisata untuk memberikan ruang kepada para pengrajin binaan agar dapat memperkenalkan hasil karyanya kepada masyarakat luas.
Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut, sehingga para pelaku ekonomi kreatif bisa semakin berkembang dan produk mereka dikenal hingga ke luar daerah,” ungkap Dwiyanti.
Menariknya, dalam pameran kali ini terdapat sejumlah pelaku kreatif yang menjadi sorotan publik. Salah satunya La Aka, pria berusia 63 tahun asal Kelurahan Tanjung Tuwis, Kecamatan Luwuk Selatan, yang memanfaatkan limbah dan sampah bekas menjadi kerajinan tangan bernilai jual tinggi. Ia telah menekuni usaha ini sejak tahun 2002.
Selain itu, ada juga Argi, seorang pengrajin patung burung maleo asal Kecamatan Nambo, berusia 60 tahun, yang telah berkarya sejak 2002.
Hasil karyanya bahkan diminati wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Banggai.
Patung burung maleo karyanya dijual dengan harga Rp500 ribu per buah, sementara gantungan kunci hasil buatannya dihargai Rp100 ribu per buah.
Sebagai penutup kegiatan, turut digelar pentas seni dan musik lokal, menampilkan band lokal TumBand, serta pertunjukan musik tradisional khas Kecamatan Nambo yang akan diselenggarakan pada malam berikutnya.
Melalui kegiatan ini, Dinas Pariwisata Banggai berharap semangat masyarakat untuk mencintai dan mengembangkan ekonomi kreatif lokal semakin tumbuh, sejalan dengan visi Kabupaten Banggai yang “Bangga akan Karya dan Budaya Sendiri.”
( AM’oks69 )