Catatan : Ruslan Panigoro [Pemred]
BUOL, SUARAUTARA.COM – Dua puluh enam tahun sudah Kabupaten Buol berdiri. Sejak 12 Oktober 1999, daerah di ujung utara Sulawesi Tengah ini terus menulis sejarah baru.
Kini, di usia ke-26 tahun (12 Oktober 2025), Buol tidak lagi sekadar berkembang, tetapi sedang bertransformasi menuju masa depan, menapaki visi besar yang disebut: “Buol Hebat 2040” daerah mandiri, berdaya saing, dan sejahtera lahir batin.
Naga Bonar: Kepemimpinan Visioner untuk Buol Masa Depan
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Di bawah kepemimpinan Bupati H. Risharyudi Triwibowo, MM dan Wakil Bupati DR.H. Moh. Nasir Daimaroto, masyarakat mengenal mereka dengan julukan “Naga Bonar” simbol dari ketegasan, keberanian, dan kejujuran hati dalam memimpin.
Pasangan ini tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun rasa percaya diri masyarakat Buol: bahwa daerah kecil pun bisa berpikir besar dan melangkah cepat.
“Kita tidak sekadar membangun jalan dan gedung. Kita sedang membangun masa depan manusia Buol agar mampu bersaing di era baru,” ujar Bowo Timumun sapaan akrabnya diberbagai kesempatan.
Membangun Fondasi Masa Depan: Pendidikan, Keterampilan, dan Kesehatan
Kabupaten Buol kini sedang menanam fondasi besar untuk masa depan melalui serangkaian pembangunan strategis di lintas sektor.
Empat proyek utama menjadi simbol perubahan besar yang tengah berlangsung:
- Bakal berdirinya Kampus PSKDU Universitas Tadulako (Untad) di Buol, menghadirkan kampus negeri pertama di wilayah utara Sulawesi Tengah, membuka akses pendidikan tinggi bagi ribuan generasi muda. Saat ini renovasi pembangunan kampus sedang berlangsung.
- Sekolah Rakyat, ruang belajar alternatif bagi masyarakat desa yang ingin kembali belajar, berbagi pengetahuan, dan menumbuhkan budaya literasi lokal.saat ini persiapan dan percepatannya juga telah dilaksanakan.
- Pembangunan Gedung Olahraga (GOR) Buol, pusat pengembangan talenta muda dan kegiatan sosial masyarakat.persiapannya terus digenjot.
- Balai Latihan Kerja (BLK) bertaraf nasional pembangunan dan renovasi eks pusat pelatihan pertanian di desa Momunu, yang akan nantinya akan melahirkan tenaga kerja terampil di berbagai bidang industri, pertanian modern, dan wirausaha digital.
Selain dari empat program besar itu, sektor pertanian juga menjadi focus, yakni adalah percetakan sawah baru. Sementara itu kesehatan masyarakat juga menjadi fokus utama. Melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Buol, kini tengah dibangun Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) fasilitas modern untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan, mempercepat deteksi penyakit, dan meningkatkan mutu layanan kesehatan publik.
“Labkesmas ini bukan hanya bangunan, tapi investasi untuk generasi sehat. Kita ingin Buol Hebat dimulai dari masyarakat yang sehat dan kuat,” ungkap Wakil Bupati Moh. Nasir Daimaroto.
Transformasi Ekonomi dan Swasembada Pangan Digital
Kabupaten Buol juga sedang menata arah ekonomi baru berbasis potensi lokal.
Gerakan Penanaman Jagung Serentak menjadi pionir dalam program Swasembada Pangan Daerah, yang kini bertransformasi dengan pendekatan digital dan rantai pasok modern.
UMKM lokal mulai terhubung dengan pasar digital, pariwisata dikemas dengan wajah budaya Buol yang unik, dan petani diperkenalkan pada teknologi smart farming untuk meningkatkan produktivitas.
“Buol Hebat bukan impian jauh. Ini sedang terjadi di sawah, di laut, di kampung, dan di ruang-ruang belajar rakyat,” tutur Bupati Risharyudi.
Tantangan Menuju Buol Hebat
Namun, di balik semangat besar itu, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu dihadapi bersama.
Kesadaran sebagian masyarakat untuk menaati aturan penertiban ternak masih perlu ditingkatkan. Hewan ternak yang berkeliaran di jalanan dan area publik kerap menjadi persoalan ketertiban dan kebersihan yang perlu diselesaikan dengan pendekatan persuasif dan edukatif.
Di sisi lain, beberapa fasilitas umum seperti jalan desa dan infrastruktur dasar masih membutuhkan perhatian dan peningkatan kualitas.
Sementara itu, penanganan stunting menjadi isu prioritas yang terus digenjot oleh pemerintah daerah agar generasi Buol tumbuh sehat dan produktif.
“Tantangan ini adalah bagian dari proses menuju kedewasaan daerah. Kita tidak menutup mata, justru kita jadikan sebagai dorongan untuk berbenah,” ujar Bupati.
Menuju 2040: Sinergi Semua Stakeholder untuk Buol Hebat
Dengan laju pembangunan yang terus bergerak, visi Buol 2040 mulai terlihat nyata:
Kota pendidikan unggul di utara Sulawesi Tengah,
Ekonomi rakyat tangguh berbasis inovasi,
Sistem kesehatan modern dengan Labkesmas dan digitalisasi layanan,
Generasi muda kreatif dan berkarakter kuat.
Namun, semua capaian besar ini tidak akan terwujud tanpa dorongan dan dukungan seluruh stakeholder pemerintah daerah, DPRD, lembaga pendidikan, dunia usaha, tokoh masyarakat, organisasi adat, hingga generasi muda.
Sinergi lintas sektor inilah yang menjadi energi utama menuju Buol Heba daerah yang tidak hanya membangun fisik, tetapi juga membangun kesadaran, karakter, dan peradaban.
Penutup: Dari Pogogul untuk Nusantara
Perayaan HUT Kabupaten Buol ke-26 adalah refleksi, pernyataan, sekaligus janji masa depan.
Kepemimpinan Resly Iharyudi Triwibowo dan Moh. Nasir Daimaroto “Naga Bonar” telah menyalakan obor perubahan. Dari pendidikan, keterampilan, kesehatan, hingga ekonomi rakyat, semua bergerak dalam satu arah: Buol Hebat untuk Indonesia Maju.
Dan di tengah semangat itu, gema masa depan mulai terdengar dari Bumi Pogogul:
“Buol hari ini adalah harapan. Buol besok adalah kebanggaan.”