Berita DesaDaerahKab.BuolSultengTopik Utama

Diguyur Hujan 2 Jam, 6 Desa Di Bokat Terendam Banjir

BUOL,SUARAUTARA.COM Hujan deras yang menguyur sekitar dua jam di Wilayah Kabupaten Buol pada minggu (6/6) pukul 15.30 hingga pukul 17.30 wita mengakibatkan puluhan rumah dinyatakan rusak serta ratusan  ratusan rumah lainnya  terendam air.

Tak hanya itu, dari pantuan media terdapat juga puluhan hektar sawah dan hasil panen jagung di sapu bersih air yang menggenang  dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.

Di kecamatan Bokat ada 6 desa yang terendam air diantaranya  desa Bokat,Desa Tang,Doulan Bongo,Tikopo dan Bokat 4 yang terkena banjir bandang yang meluap dari muara  air sungai desa masuk perkampungan dengan membawah sedimen lumpur beruntung tidak ada korban jiwa,

Meski air sudah surut saat ini, tidak ada warga yang mengungsi hanya saja perlu bantuan air bersih dan makanan seperti mie instan dari pemerintah.

Dari data yang diperoleh dilokasi kejadian, di desa Bokat sendiri ada 10 rumah rusak berat, dan 20 rumah rusak ringan, di desa tang 2 rumah warga rusak parah, dan 6 rusal ringan, desa Tikopo 35 rumah,Bongo 56 rumah, Bokat 4, terendam banjir 25 rumah,

Dikabarkan di desa Tikopo, hasil panen jagung yang belum sempat di angkut dari lahan pertanian habis di sapu bersih air banjir, dan di desa Bokat kegiatan acara hajatan keluarga Duka, konsumsi menu makanan yang sudah di atur untuk warga yang datang berdoa makan bersama hanya sebagian saja yang dapat di selamatkan, sebagian lagi di bawah air dengan peralatan piring,serta dua rumah yang halaman depannya mengalami longsor.

kalau di desa Tang ada dua rumah halaman depan mengalami longsor akibat volume air yang kuat. “ungkap Kades Tang Suarno Pamentar kepada awak media, senin (7/6)

Suwarno Pamentar Mengatakan, kejadian banjir ini baru pertama kali terjadi sejak dirinya dilantik jadi kepala desa (kades) dan terparah, banjir ini terjadi dikarenakan tidak mampu drainase menampung air dan kendisi muara sungai di desa tidak lurus sehingga air meluap tidak satu arah menuju pembuangan di laut dan perlu adanya pelabaran jembatan agar air tidak meluap. Dijelaskannya sudah berkali-kali usulan dari desa kepada dinas teknis dalam hal ini Dinas PU  maupun DPRD agar menggerakkan alat berat berupa eskapator untuk mengatasi pengeruhkan dan pelurusan anak sungai supaya ketika hujan deras air mampu di tampung sampai kepembuangan akhir tidak meluap.

Usulan kami di desa setiap tahun di laksanakan baik melalui musrembang desa maupun kabupaten. Namun, tidak mendapat respon untuk penanganannya.. “ pungkas Suarno. (Arp).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button